Dangdut di Mata Saya

Apa yang terlintas dibenak anda ketika mendengar kata dangdut ? Ya, sampai sejauh ini saya pribadi menganggap bahwa Dang… Dut… itu adalah suara yang dikeluarkan dari gendang yang membuat hati orang berdendang. Entah kenapa, hati saya selalu menolak jika saya dipaksa untuk mendengarkan musik ini, padahal berbagai cara sudah saya tempuh untuk mempertahankan dan menempatkan musik dangdut itu sendiri disecuil hati saya. Tetapi, tidak ada pilihan lain jika musik ini harus bertengger diurutan bawah setelah musik populer, rock dan progesive di tangga lagu hati saya. Karena genre musik yang saya sukai ini dapat ditemui hampir diseluruh belahan dunia dan sifat musiknya hampir bisa diterima semua orang. Maafkan aku ya Ndang… maafkan aku juga Ndut … [koq jadi gelo? Bukan galau] …

Langsung ke TKP,

Gebyar semarak panggung hiburan di kampung saya, tepatnya di Dusun Jago RW 08 Kecamatan Tumpang diadakan tanggal 22 s.d 23 September 2012. Jarang sekali ada peringatan HUT RI sampai kelewat batas seperti ini. Ini dikarenakan 17 Agustus tahun ini bertepatan dengan bulan Suci Ramadhan seperti halnya ketika kemerdekaan Indonesia diplokamirkan pada tahun 1945 yang bertepatan dengan 9 Ramadhan. Diundurnya pelaksanaan prosesi perayaan ini sejalan dengan semangat keagamaan yang semakin meningkat dikalangan umat Islam yaitu bulan Ramadhan satu bulan yang lalu.

Penugasan saya di TKP kali ini adalah sebagai juru rekam dan juru poto. Semua kegiatan di kampung harus saya abadikan dan harus dapat saya pertanggungjawabkan dihadapan panitia. Hufh … pekerjaanpun dimulai, dengan mengabadikan kegiatan2 yang sudah diadakan panitia antara lain bazar, jalan santai, lomba tumpeng, panjat pisang dan panggung hiburan. Menginjak acara panggung hiburan saya dihadapkan dengan suguhan yang bertentangan dengan hati saya sebelumnya, yaitu orkes melayu. Ini adalah tanggungjawab dan saya harus bersikap professional dengan penugasan saya.

Dimulai pukul 20.00 WIB hiburan diatas panggung mulai dimainkan satu persatu. Waktu perlahan berjalan tanpa terasa sudah menginjak pukul 21.00 WIB sebagai acara penutup adalah orkes melayu dengan sangat tampak dihadapan saya, musik dangdut dengan genre koplo ini menampilkan penyanyi dengan busana minim dan seksi plus ditambah aksi goyangan yang tentunya dengan kualitas suara merdu mereka, bahkan pentas dangdut disini disaksikan oleh anak-anak kecil dengan jarak yang cukup dekat dengan aksi yang hot markohot. Mengundang banyak mata lelaki untuk pada ngiler-ngiler dibuatnya. Kaum orangtua disini juga tidak mau ketinggalan menyanyikan lagu2 yang diminati oleh kaum muda sekarang tetapi masih dalam balutan dan nuansa dangdut.

Saya pun mencurahkan tenaga saya untuk menjadi juru rekam dan juru photo, tentu dengan kemampuan dan pengalaman yang saya miliki baik dari diri saya pribadi maupun dari teman2 seprofesi saya [profesi apa? profesi dadakan, huuuuu …]. Akhirnya rentetan acara demi acara sudah terlaksana. Setelah acara berakhir saya sempat menunjukkan hasil kerja kepada beberapa panitia yang menghampiri saya dan mereka berkata “Kami puas dengan kerja anda” dan saya menjawab “Terima kasih, dan saya sedikit lemas” … Terima kasih teman2, panitia dan masyarakat Dusun Jago RW 08 Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang, yang sudah merayakan HUT RI ke 67 ini dengan penuh semangat. Semoga tahun depan bisa bertemu lagi.

Ada satu kegiatan yang membuat hati saya tetap semangat untuk menyelesaikan tugas saya dalam perayaan Agustus tahun ini. Keyla Misbach, anak saya telah memenangkan kontes lomba peragaan busana muslim yang diadakan panitia. Key, aku memanggilnya, memperoleh peringkat ketiga dalam kegiatan kontes busana muslim untuk kategori TK. Mengharapkan sesuatu yang lebih untuk hadiah yang dia peroleh, bukan itu harapan saya. Yang terpenting saya akan selalu berusaha menjadi seorang Ayah yang baik sepanjang hidupnya dan akan selalu menumbuhkan semangatnya untuk menjadikan dia sebagai anak yang baik. I love you Key …

Ada satu pelajaran yang dapat saya ambil dari kegiatan ini. Apapun itu, hidup adalah anugerah, ini bukan kata saya atau siapa pun, tapi ini sudah merupakan Sunatullah. Jika saya harus dihadapkan pada sebuah pilihan, maka saya harus menjadi yang terbaik.

Terlepas dari citra dangdut selama ini, tidak ada salahnya lain waktu saya akan mencoba mendengarkan jenis musik ini tentunya sesuai dengan kemantapan hati saya. Dan foto2 yang saya ambil dalam kegiatan ini semoga dapat mengusir rasa lelah semua panitia setelah kegiatan, seratus persen saya menikmati perayaan 17 Agustus tahun ini. Karena “musik dangdut di mata saya … istimewa … mana jempolnya ?”

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Tunggu apalagi ? ayo tulis komentar, lagi lihat photo yang mana ne ?

14 thoughts on “Dangdut di Mata Saya

  1. Saya lebih suka dangdut lawas versinya bang meggi z ato ike nurjannah. Karena bahasanya lebih halus mirip puisi. Kalo dangdut jaman sekarang, liriknya ekstrim. Pernah denger lagu dangdut berjudul “Anggeangge orongorong” dan “Kebelet”? Jangan sampe didengerin sama anak kecil >.<

    • Iya, Dangdut jaman dulu adalah musik yang membawa aspirasi bagi masyarakat iIndonesia.
      Dangdut sekarang kalau sudah goyang maut disertai suara mendesah sang biduan, penontonpun kelabakan …
      Aksi erotis sudah mengalahkan kualitas suara penyanyi.
      lagu “kebelet” bagi saya “lagu jorok” …

    • Terima kasih gan sudah berkunjung,
      Penyanyi dangdut yang tidak agan sukai mungkin penyanyi yang hanya memprioritaskan unsur goyangannya dan tidak berkonsentrasi dengan kemampuan olah vokalnya.
      Tengok lagi gan, penyanyi era lawas yang benar2 mengandalkan kualitas vokal, mereka mendapat tempat dihati pecintanya.

  2. Kalo dangdut, gue juga suka, paling tidak setelah pop dan nasyid. hahaha
    tapi gue suka yang genre lawas, yaaa lagunya bang haji gitu lah!.
    Soal dangdut koplo yang sekarang kayaknya udah…”Terlalu!!”
    😎

    • Iya, satu hal yg harus kita tahu bahwa dangdut adalah dangdut dan koplo adalah koplo bukan seperti apa yg selama ini beredar di masyarakat, “dangdut koplo”
      ”Kami ingin mengubah stigma musik dangdut yang selama ini dikenal jorok karena istilah koplo yang menumpang dan menjadi benalu di belakang nama musik dangdut,” kata Rhoma.

  3. saya suka dangdut original kayak lagunya bang haji,meggy z,evie tamala,kalau dah denger lagu koplo dah miris banget dengarnya,musik nggak berkwalitas,karakter vocal jelek,cuman ngandalin goyangan seronok dengan pakaian minim.coba tuh penyanyinya ikut KDI pasti babak penyisihan dah out.yang nggak abis aku fikir tuh dangdut koplo pimpinan Haji…..gila dah.aku yakin para tetanga Haji yang punya orkes banyak yang kontra tuh kalau orkes bawaannya menampilkan penyanyi2 seronok dan erotis kayak gitu,apalagi pas manggung didepan anak2 kecil.bisa dilihat disini videonya: https://www.youtube.com/watch?v=6A91rrGV-h4&feature=related

Tinggalkan komentar