Sebungkus Cita Untuk Sahabat

Bismillahirrahmanirrahiim,

Akhirnya saya bisa ikutan ngontes, ikutan Give Away yang diadakan oleh Bunda Lahfy pemilik taman yang sangat indah, Lovely Little Garden’s First. Saya pun menobatkan tulisan ini sebagai tulisan pertama saya untuk ikutan Give Away yang diadakan oleh sahabat2 blogger. Ini sebuah tantangan buat saya, walaupun pada tulisan saya kali ini tiba2 diri saya tidak mampu untuk produktif dan ingin segera mengakhiri di separo tulisan. Berbekal slogan yang tertulis di Give Away nya Bunda Lahfy “From Zero to Hero”, semangat menulis saya kembali hadir. Iya, saya mengambil kesimpulan jika saya tidak meneruskan tulisan ini mungkin sedikit aneh slogan yang ditulisnya, bisa jadi “From Hero to Zero”. Terima kasih Bunda, mohon maaf atas segala kekurangan saya dalam ikutan Give Away.

Dua hari yang lalu, teman kerja saya berpamitan meninggalkan tempat kerja. Sampai saat ini terhitung sudah lima orang sahabat saya yang undur diri dari tempat kerja. Entah karena suatu hal atau apapun itu, yang pasti kepergiannya menyisakan cerita diantara kami dan juga teman2 yang lainnya. Mengapa teman saya melepaskan pekerjaannya disini ? Tentu ada banyak mimpi yang harus teman saya wujudkan diluar sana. Iya, semua orang adalah pemimpi (punya cita2) untuk diwujudkan dan tinggal bagaimana kita mewujudkan mimpi2 itu.

Namanya Eddy, tapi saya memanggilnya Eddy Geol, teman2 saya memanggilnya Gebol, Edipung, atau Edipoker karena setiap bermain internet dia selalu memainkan game Poker dari Zinga. Saya dan Geol diterima bekerja disini, berawal dari seleksi tes penerimaan tenaga kependidikan dan melalui proses seleksi sangat selektif 7 tahun yang lalu. Di tempat kerja inilah tumpuan dan harapan untuk merubah jalan hidupnya dijalani dari hari kehari hingga menuju titik jenuh yang sempat saya rasakan juga. Jauh hari sebelum dia meninggalkan tempat kerja, saya sering berbagi cerita termasuk dengan kelima teman2 saya yang keluar dari pekerjaan mulia ini, tentang dilema yang telah terjadi di tempat kerja saya. Kamipun saling membuka diri bagaimana suasana kerja yang sempat kami rasakan. Dan tidak ada yang kami sembunyikan dari uneg2 yang selama ini selalu menghantui hari2 kami.

Lantas kenapa teman saya, Geol dan yang lainnya meninggalkan tempat kerja satu per satu ? saya sendiri bingung ingin memberikan jawaban, ketika teman kerja saya yang lain bertanya demikian. Sepulang kerja, saya pun masih belum bisa menjawab teka teki kepindahan teman saya. Sejenak kulupakan pekerjaan dan teka teki yang belum terjawab ditempat kerja saya, merasakan hentakan musik yang saya sukai Dream Theater (The Dance of Eternity), dengan cara mendengarkan musiknya tanpa kembali menjalani kehidupan saya ditempat kerja. Stop ! musikpun terhenti. Tiba2 saya bertanya2 dalam hati ;

Apakah saya bersyukur bisa bekerja di tempat ini ? Tanya dalam hati.

Iya, saya bersyukur dan saya sangat menyukai pekerjaan saya saat ini, mengingat diluar sana masih banyak sekali orang yang belum mendapatkan pekerjaan termasuk sahabat2 saya yang mengharapkan jalan hidupnya berubah lewat sebuah “lapangan pekerjaan” yang kurang lapang di negeri ini.

Apakah saya bersyukur dengan penghasilan saya di tempat kerja ?

Bingung … kalau saya jawab cukup nanti malah tidak dinaikkan gaji saya oleh atasan. Tapi kalau dibilang kurang … terus terang Iya. Mungkin ini juga salah satu satu alasan mengapa teman saya meninggalkan pekerjaannya. Angan saya langsung tertuju kepada figur seorang Bapak yang menitipkan harapan besar di tempat kerja ini, totalitas kerjanya sudah dilakoni puluhan tahun yang lalu, jauh sebelum saya duduk dibangku sekolah menengah hingga saat ini sampai beliau menjadi partner kerja sekaligus Bapak untuk teman2 seangkatan saya. Dan Bapak tersebut tidak lain adalah Ayah dari teman saya, Eddy Geol. Harapannya untuk menjadi seorang abdi Negara belum terwujudkan sampai saat ini hingga terbentur usia, penghasilan dari tempat kerjanya juga belum memenuhi standar UMR negeri ini. Ironis sekali, pengabdiannya sudah jelas, data base kepegawaian di Jakarta katanya menunggu antrian yang panjangnya seperti film india (selalu bersambung) belum ada kepastian.

Apakah pimpinan puas dengan kinerja saya ?

Belum ! kalau pimpinan merasa puas, tentu esok hari semua bawahan tidak akan diberikan beban kerja lagi karena semua pekerjaan telah selesai. Pemimpin tentu punya mimpi yang sangat besar, dan untuk mewujudkan mimpinya seorang pemimpin tidak akan berhenti pada pencapaian yang sudah diselesaikan oleh bawahannya saat menyodorkan hasil kerjanya, termasuk kinerja saya. Tidak puas atas pencapaian sesuatu adalah manusiawi … maka tidak alasan lagi untuk berhenti melakukan pekerjaan selanjutnya.

Apakah pimpinan saya orang yang tepat untuk memimpin sebuah Negara ?

Lagi2 saya dipusingkan dengan pertanyaan saya sendiri, tapi saya harus dapat menjawab pertanyaan ini sesuai dengan kemantangan pribadi saya. Siapa tahu pertanyaan2 yang muncul dibenak saya ini dapat menjawab teka teki kepergian teman saya di tempat kerja. Saya jawab “belum tepat”.

Apakah pimpinan saya adalah orang yang bijak ?

Saya berusaha merangkum pertanyaan2 diatas yang telah saya jawab sebelumnya. Akhirnya disinilah saya menjawab pertanyaan ini sesuai dengan kematangan pribadi saya. Dan tidak lupa saya kutipkan pesan moral yang disampaikan oleh teman2 saya sesudah kepergiannya dari tugas mulia ini.

Pesan moral pertama disampaikan oleh teman saya Eko Juni, teman saya yang selalu getol menyuarakan aspirasi ditempat kerja kami. Sebelum memutuskan untuk meninggalkan tempat kerja pernah bercerita bahwa kepemimpinan seseorang mencerminkan karakter dirinya yang sesungguhnya, karena karakter menentukan apakah sebuah hubungan dengan bawahan bisa bertahan lama atau tidak. Pada dasarnya, tidak semua pendapat yang dikemukan oleh seorang pemimpin harus disetujui dan dilaksanakan dengan baik oleh karyawannya. Dengan menghilangkan semua perdebatan dan perbedaan, seorang pemimpin terkadang berperan sebagai faktor penghalang bagi bawahan dalam mendapatkan kesempatan untuk membenahi dan memperbaiki permasalahan. Akhirnya keputusan untuk meninggalkan tempat kerja dari sini dilalui, dan sekarang teman saya Eko Juni sudah berhasil menjadi pemilik franchise terkenal di Indonesia Roobeans Float Shake. Selamat, semoga saya bisa bergabung menanamkan investasi bersama Anda.

Pesan kedua, dari teman saya Ika Wahyu salah satu tenaga pendidik bidang studi Seni Budaya. Guru tari yang sangat getol dengan budaya tradisional ini juga pernah memaparkan uneg2nya kepada saya. Meskipun ditempat kerja dia bukan seorang pimpinan, jangan heran kalau dirumah dia adalah pimpinan sanggar tari & karawitan “Cokro Buwono”. Saya sangat menikmati pekerjaan yang diberikan di tempat kerja, dan saya sangat ikhlas dengan pekerjaan yang saya lakoni, ikut melestarikan budaya negeri sendiri lewat profesi saya sebagai pengajar. Tapi, profesi saya tidak bisa lepas dari peran seorang pemimpin. Namun, saat ini saya ingin menikmati pekerjaan saya, tentunya dengan suasana kerja dan sosok seorang pemimpin yang saya ciptakan sendiri, yakni menjadi pimpinan sebuah sanggar tari. Sukses ya Bu, semoga sanggarnya bertambah maju, kapan bikin web sanggar ?

Pesan ketiga, dari teman saya Erna Rachmawati salah satu tenaga pendidik bidang studi TIK yang rumahnya paling jauh dari tempat kerja. Berangkat pagi sekali, menempuh perjalanan puluhan kilometer demi tugas mulia ini. Sempat meninggalkan cerita, diantaranya sering menghadap ke meja pimpinan karena datang kesiangan. Tumpang – Kalipare itu berapa kilo ya bu ? sepertinya kalau lihat di google earth cukup dekat sekali, tapi kok sering kesiangan ? he he. Rezeki tidak jauh kemana, Ibu yang satu ini menerima SK pengangkatan jatuh di tempat kelahirannya sendiri, Kalipare. Selamat ya Bu, sekarang tidak ada alasan lagi untuk berangkat siang.

Pesan keempat, dari Ibu Sulistyowati salah satu staff administrasi di tempat kerja saya. Kepergiannya sangat menyisakan banyak cerita dan semoga saya bisa mengambil hikmah dari apa yang selama ini beliau sampaikan kepada saya. Terima kasih Bu Lis, sukses buat usahanya. Dan yang terakhir untuk Eddy Geol, selamat atas pekerjaan barunya, suasana kerja baru.

Akhirnya saya menyimpulkan pesan moral yang disampaikan sebagian teman2 saya. Sebagai seorang yang berpikiran positif, ada baiknya semua pihak merenungkan makna hakikat kehidupan dan eksistensi dimanapun kita berada. Terlebih lagi untuk seorang pemimpin yang sejatinya harus membina relasi dengan banyak pihak agar ekspansi, usaha dan keinginannya bisa tercapai berdasarkan deret ukur. Semua pihak harus dirangkul, tentu dimulai dari diri pemimpin itu sendiri sampai menuju titik dimana tidak ada satu sisi yang merasa terpinggirkan keberadaannya. Tanpa itu, mustahil kesuksesan yang sesungguhnya akan dapat diraih oleh seorang pemimpin. Dan ini masih belum kami rasakan, seorang yang bisa memperluas ruang pergaulan dari hari ke hari, mengingat disanalah traksansi relasi sosial terjadi. Yang membuat semangat kerja kami menjadi heroik disertai rasa ikhlas yang tinggi.

Setiap manusia punya hak dan akan menilai perjalanan hidup siapa saja yang layak diteladani atau tidak … jadilah pribadi (pemimpin) yang disukai …

Terima kasih untuk sahabat, saudara sekaligus keluarga kedua saya : Ibu Sulistyowati, Eko Juni Wahyudi, Erna Rachmawati, Ika Wahyu dan Eddy Geol. Percayalah bahwa kita punya kekuatan untuk merubah hidup kita ke arah yang lebih baik …

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lovely Little Garden’s First

13 thoughts on “Sebungkus Cita Untuk Sahabat

  1. Waahh… sebuah kebanggan buat saya… bahwa ini GA pertama yang mas Misbach ikuti. Semoga semakin terpacu untuk ikut GA/kontes lainnya…

    Terima kasih partisipasinya, tercatat sebagai peserta LOVELY LITTLE GARDEN’S FIRST GIVE AWAY.

    • Akhirnya …
      Berkat slogan yang ada di GA nya Bunda semangat saya terpacu untuk menulis.
      From Zero to Hero, saya baru sadar bahwa tulisan ini juga ada di kaos Aremania saya yang tertulis di belakang punggung.

    • Makasih Mil atas do’anya,
      Saya do’akan juga buat Mila, semoga senang dengan tugas mulia yang baru …
      Jgn lp, ttp menjalin silaturahmi dengan teman2 di lombok timur …

Tinggalkan Balasan ke misbachudin Batalkan balasan