Tarpin, Anak Tumpang Taklukkan Semeru Dengan Berjalan Mundur

tarpin pendaki gunungPria sederhana ini sukses mencatatkan namanya sebagai pendaki pertama yang menaklukan puncak Mahameru dengan berjalan mundur. Namanya Iswahyudi, namun teman2nya memanggilnya dengan sebutan Tarpin. Selama tiga hari sejak Sabtu (24/8) pagi, Tarpin mulai mendaki Gunung Semeru dengan cara yang unik dan berisiko, yakni berjalan mundur. Aksi tersebut diawali dengan penyematan spion sebagai alat untuk Tarpin melihat jalan dibelakangnya, oleh petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dengan alat bantu spion untuk mendaki Gunung Semeru Tarpin memulai perjalanannya dari Ranu Pani menuju Ranu Kumbolo yang jaraknya sekitar 17 km. Kemudian dilanjutkan menuju Kalimati. Setelah itu Tarpin bersama tim beristirahat dan camping di sana. Pada hari Minggu (25/8) pagi, pria kelahiran Malang, 1 Januari 1968 melanjutkan pendakian ke etape tiga yakni Kelik (di atas Arcopodo).

Di sini prejalanan mulai menanjak, seluruh tim kembal beristirahat untuk mempersiapkan pendakian menuju puncak. Jarak dari Kelik menuju puncak cukup dekat yakni sekitar satu kilometer. Namun Tarpin dan tim memutuskan untuk mendaki setelah waktu subuh pada hari Senin (26/8), untuk menghindari gas beracun dari Gunung Semeru, mengingat gunung ini masih aktif.

Dengan keadaan jalan yang menanjak sekitar 45 derajat, Tarpin tetap semangat untuk mendaki. Jalanan yang tidak rata, penuh pasir dan berbatu tidak menyurutkan pria ini untuk terus melanjutkan perjalanan. Akhirnya Tarpin sukses menapakkan kaki di puncak Mahameru. Ia berhasil mendaki Gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut itu. “Saya sangat bersyukur karena keinginan yang sudah lama saya impikan bisa terwujud dengan dukungan dari teman-teman Gimbal Alas dan pihak lainnya,” ungkap Tarpin.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Setelah menjejakkan kaki di puncak, ia dan tim kembali berjalan mundur untuk turun menuju Kelik. Mereka juga melakukan aksi bersih puncak Mahameru. Mereka memberi contoh pasa masyarakat dan pendaki dengan membersihkan sampah yang tertinggal di Gunung Semeru. Tarpin tiba di Ranu Pani pada Selasa (27/8) dalam kondisi yang masih prima. Kehadiran Tarpin dan tim disambut oleh perwakilan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, keluarga besar Gimbal Alas, BlueGrass Community, para pendakian juga warga setempat.

Aksi Tarpin ini sangat menginspirasi dan patut diacungi jempol. Ia harus berhadapan dengan banyak risiko yang bisa merenggut nyawanya sendiri. Tak sedikit orang yang mendaki Gunung Semeru secara normal tapi kemudian meninggal karena beberapa faktor seperti kecerobohan atau terpeleset. Ada pula risiko hipotermia, edema, dehidrasi saat melakukan pendakian terutama ketika mendekati puncak dengan kondisi oksigen yang makin menipis.

Tujuan Tarpin bukan untuk membuktikan kehebatan dalam mendaki. Ia ingin memberi contoh pada pendaki pemula mengenai prosedur pendakian yang baik, hidup di alam terbuka, dan aksi bersih gunung (membersihkan sampah). Ia bersama kalangan pecinta alam prihatin akan semakin banyaknya sampah di jalur pendakian Semeru. Tak berhenti sampai disini, untuk membuktikan sadar lingkungan Tarpin pria yang tinggal di desa Tumpang – Malang ini menyimpan harapan besar untuk menaklukan gunung Rinjani dengan cara berjalan mundur.

Video Cak Tarpin, pendaki pertama taklukkan mahameru dengan jalan mundur

[merdeka.com]

17 thoughts on “Tarpin, Anak Tumpang Taklukkan Semeru Dengan Berjalan Mundur

    • Idaaaah, kmn aja je’ ?
      Kalo ditanya prosedur mendaki yg baek jawabnya paanjaaang, langsung aja ke TKP. Wajib punya surat ijin, terutama ijin dari ortu … hehe.
      Pokoknya keselematan itu yang utama, maen ke Malang dah.

  1. Salut buat mas Tarpin, ternyata beliau udah turun naik semeru lebih dari 700 kali… beee…. mantebbb benerrr… kapan ya giliran ane…. 😀
    *Salam hangat dari Jogja kang, kepingin main ke Malang lagi… hehehe 😀

    • Yap, tidak jarang masih adanya para pendaki yang mengabaikan kepedulian lingkungan, padahal pesan inilah yang dibawa Cak Tarpin untuk teman2nya agar peduli dengan alam…
      Kapan maen ke Malang ?

  2. baru lihat film aja, semua uda pada pengen jadi pendaki. semeru di penuhi pendaki yang belum sadar bagaimana hidup berdampingan dengan alam. alhasil sampah nya dimana-mana. ranu pani dulu bersih sekrg jd ,,,,,.
    entah kalu begini terus pasti ranu kumbolo 10 tahun kedepan seperti apa jadinya…
    saluut kang iswahyudi

    • Terimakasih mas komennya,
      Sejak film 5cm ditayangkan banyak orang yg ingin mendaki tapi tanpa dibekali pengetahuan yg cukup, disinilah terlihat siapa yg benar2 peduli dengan alam.
      Bulan lalu ada beberapa orang bukan dari pecinta alam sekedar pingin tau/ hanya sekedar rekreasi kesini, akibatnya sampah menumpuk dan membutuhkn tenaga ekstra untuk membersihkannya karena minimnya pengetahuan…
      Salam dari Malang mas.

  3. Hehehe buat anak Tumpang, Semeru itu bak dolan sam.. Engga bisa bayangin piye sulite naik dari Kelik ke puncak, padahal naik normal saja susahnya minta ampun..

    • Iya uncle, how are you ?
      Letaknya yang menjadikan kota Tumpang sebagai basecamp para pendaki yang ingin menikmati keindahan bromo tengger dan semeru. Yang pasti ada pesan moral yg ingin disampaikn oleh cak Tarpin kepada orang2 yg benar2 peduli dengan alam, seperti Cak Lozz dan Mas bro Rz Hakim … kapan2 dolan nang Tumpang yow.

  4. Tantangan bagi sebagian orang adalah makanan bagi sebagian orang adalah mimpi buruk. makanan bagi sebagian orang adalah tantangan adalah mimpi buruk dan sebagian orang lain adalah tantangan. mimpi buruk bagi sebagian orang adalah tantangan, dan bagi sebagian orang adalah makanan. tergantung orang dan tantangan, makanan dan mimpi buruknya

    • Thanks mas gethuk,
      Bagaimana kalau antara makanan dan pantangan ? pantangan bisa juga sesuatu yang tidak boleh dilakoni.
      Agak mumet juga nangkep komenya, haha.
      Salam dari Malang, kapan2 kalau kesini mampir ya mas.

      • berarti pantangan itu mimpi buruk mas… Doakan bisa ya mas, ke Malang hanya kadang nyampai di daerah Blimbing saja…. itupun kalau ada tugas kantor

Tinggalkan Balasan ke misbachudin Batalkan balasan